oleh: Rossita Eka Putri (Matematika ’23)
Aktivitas yang padat, daftar tugas yang terus bertambah, dan segala macam tuntutan dari diri sendiri ataupun orang lain tidak bisa terlepas dari kehidupan seorang pekerja keras. Ditambah, masalah-masalah mulai dari yang sepele sampai rumit terus bermunculan hingga kita bingung harus menyelesaikan yang mana dulu. Saat istirahat pun menjadi tidak tenang karena sesuatu yang belum terselesaikan selalui menghantui pikiran. Bahkan bisa disebut kita tidak punya waktu istirahat sama sekali. Akibatnya, lama-kelamaan kita akan kelelahan dan pemulihannya butuh waktu lama. Kita menajdi tidak berminat melakukan kegiatan apapun. Alhasil, waktu seharian hanya dihabiskan hanya untuk rebahan. Makan dan mandi untuk kepentingan diri sendiri saja rasanya malas sekali. Bagi mahasiswa mungkin menjadi enggan mengikuti kuliah atau tidak bisa fokus selama pembelajaran. Tubuh terasa lelah seperti habis marathon padahal hanya duduk seharian meladeni tumpukan tugas. Suasana hati juga tidak sedang baik-baik saja. Perasaan menjadi lebih sensitif dan terkadang muncul pikiran-pikiran negatif. Apakah berarti kita lemah dan pemalas? Tidak selalu begitu. Lelah tidak harus disebabkan oleh aktivitas fisik. Aktivitas yang melibatkan mental dan pikiran juga bisa membuat tubuh, mental, dan pikiran lelah. Jika, mengalami kondisi seperti ilustrasi sebelumnya bisa jadi kita sedang dalam kondisi burnout.