Oleh: Abid Nasrullah (Elins 22)

Dunia berubah secara dinamis

Menepis semua taktis

Yang telah dirangkai dengan Ciamis

Roda kehidupan terus berputar 

rasa di hati begitu menggelegar

Katamu kau sudah ikhlas

Menerima skenario yg tlah ditulis

Tapi hatimu tak bisa berbohong 

Kau hanyut terbawa arus

Semangat yg kian hari kian tergerus

Pola hidup kian tak terurus

Impian yang mulai pupus

Hilang arah terbawa angin yg berhembus

Malas rasanya beraktivitas 

Merasa tak pantas

Tak ada energi tuk berkelana diruang tanpa batas  read more

Oleh : anonim

Kau seperti Petir yang menyambar dunia ini

Seakan tidak ada yang bisa menghalangimu

Kau ibaratkan seperti raja dalam kehidupan ini

Kau keluar begitu cepat, cepat, dan sangat cepat

Kau tak pernah memperdulikan lingkungan sekitarmu

Kau mengeluarkannya dengan semaumu

Hanya hati yang bisa menghentikanmu

Dan hanya kesabaran pula yang bisa menghentikanmu

Tak terbayang jika kau selalu ada dalam hidup ini

Dunia akan terbelah karena kemarahanmu

Dunia akan menangis karena tingkahmu 

Dan seolah – olah dunia akan berakhir karenamu read more

Mulai Lembaran Baru

Hidupmu kelabu
Semangat pun layu
Tak tentu arah melaju
Waktu terasa berhenti berlalu

Tetapi hei
Hidup kadang begitu
Entah ke hilir entah ke hulu
Tak ada yang tau
Dengarkan saja kata hatimu
Mulailah hal yang baru
Langkahkan kakimu terlebih dahulu
Ciptakan corak diperjalananmu

Hei
Ini memang terlalu absurd
Tapi aku ingin kamu ingat selalu
Aku rindu lengkung manis dibibirmu
Aku tau kamu bisa melalui itu
Membuka dan memulai lembaran baru

Terima kasih

Benar katamu
Hidupku kelabu
Semangat pun layu
Tak tentu arah melaju
Waktu terasa berhenti berlalu
Kekosongan jadi temanku read more

Kuat

*~Pesawat~*
Daksa-daksa mungil itu berlarian jelampah harsa,
Awak kabin senantiasa tersenyum hilang nestapa,
‘Kapan kita sampai?’ tanya seorang lugu sembari hentak bumi di badan kapal udara,
‘Tunggu sebentar ya, sebentar lagi pasti sampai.’ timpal seorang Pramugari dengan senyum yang merasuk atma.

*~Bandara~*
Seorang tua tergopoh penuh jelampah air mata dan tak lepas rapal doa,
‘Jangan lupa berzikir.’ suara bak pawana terayun megah di telinganya padahal ia sedang sorang diri di sana,
Nestapa terasa menguar setelah lantunan zikir ia amalkan bak menjadi hero tanpa ragu ia sampaikan tegar kata ‘Bapak dan Ibu, kami meminta maaf, upaya kami membuahkan hasil, namun semua berita yang santer benar adanya.’
Situasinya jelampah air mata namun tak ada satu pun sumpah serapah terlontar yang ia dengar hanya lantunan zikir penuhi ruang tunggu seolah menguatkan dengan kata
‘Musibah itu besar apabila diratapi dan teruari selesai apabila diserahkan pad Zat Yang Maha Kuasa.’ read more