Ditulis oleh : Firly Annisa Luthfi
Manusia dilahirkan dalam latar belakang keluarga, lingkungan, masyarakat sosial dan ditempa oleh masalah yang berbeda-beda. Sehingga terbentuk pandangan dan tingkah laku yang berbeda-beda pula.
Dalam informasi yang selalu didapatkan dalam kehidupan kesehariannya akan menimbulkan atau memunculkan nilai kebenaran yang beraneka ragam.
Pada dasarnya kebenaran yang mereka yakini terbentuk dari didikan dan kebiasaan yang sering dia dengar, lihat dan pelajari dari sejak ia kecil. Tapi permasalahannya apakah kebenaran yang mereka yakini itu telah benar?
Sebagai contoh, seseorang tidak akan meminum miras atau seseorang tidak akan mencuri karena dia merasa bahwa keputusannya sudah benar.
Berbeda dengan seseorang yang suka mabuk menganggap bahwa meminum miras itu perbuatan yang benar karena untuk memberikan ketenangan bagi dirinya atau seseorang yang mencuri menganggap bahwa yang dia lakukan benar karena hasil curiannya itu akan digunakan untuk sedekah.
Oleh sebab itu, Islam hadir untuk memvalidasi kebenaran tersebut, karena pada dasarnya kebenaran yang manusia yakini banyak yang dipengaruhi oleh hawa nafsu. Islam merupakan agama yang Allah turunkan sebagai way of life dalam menentukan kebenaran.
Allah SWT sebagai Dzat yang meciptakan manusia lebih mengetahui dan memahami apa saja kebutuhan manusia dan peraturan-peraturan yang cocok agar manusia sebagai ciptaan-Nya dapat hidup secara baik dan damai.
Penelitian kedokteran telah menunjukan bahwa efek dari miras dapat merusak otak dan orang yang dalam pengaruh miras akan sulit terkendali dan memiliki alur berpikir yang tidak baik.
Oleh sebab itu, Allah melarang meminum miras karena efek yang ditimbulkan ketika minum miras itu tidak baik untuk manusia. Sedangkan dalam penelitian sosial, pencurian berpengaruh dalam sikap saling percaya antara individu masyarakat.
Setelah adanya pencurian, maka masyarakat akan lebih waspada kepada orang asing dan merasa curiga terhadap orang-orang yang baru dalam lingkungan mereka. Oleh sebab itu juga Allah telah melarang kita untuk mencuri walaupun niatnya untuk bersedekah itu baik.
Dengan demikian, dalam Islam perbuatan itu harus mencakup 2 syarat yang perlu dipenuhi, yaitu niat yang baik karena Allah dan dengan cara yang baik (sesuai dengan syariat Islam). Sekalipun niatnya itu karena Allah, tapi apabila cara melakukannya itu tidak sesuai, maka tetap saja perbuatan itu tidak akan mendatangkan amalan yang baik.
Begitu pula sebaliknya, jika cara yang dilakukan itu sudah sesuai, tetapi niatnya itu tidak didasarkan pada Allah SWT, maka perbuatan itu akan menjadi sia-sia. Islam hadir agar manusia mempunyai standar kebenaran yang satu, yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah.
Apalagi setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam menilai suatu perbuatan, maka dari itu agar tidak menimbukan perpecahan akibat dari perbedaan-perbedaan sudut pandang dalam menentukan kebenaran, haruslah dengan standar yang telah Allah SWT tetapkan. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk setiap hamba-Nya.
Oleh sebab itu, Islam sangat berperan dalam kehidupan di mana semua kebenaran yang datang dari Allah telah terkumpul dalam ajarannya yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul-Nya. Dengan mengikuti semua ajaran-Nya maka kehidupan akan lebih damai dan nyaman.
Tidak ada orang yang dirugikan dan teraniaya. Semua dapat merasakan manfaat dan keberkahan dalam setiap ajaran-Nya. Islam adalah way of life, pedoman kita dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini.
Dengan demikian, mari kita kembali memvalidasi pandangan kita terkait sebuah kebenaran kepada ajaran yang disampaikan oleh agama Islam. Mari mengintrospeksi diri kembali apakah setiap perilaku kita sudah benar sesuai dengan apa yang ada dalam ajaran agama-Nya. Semoga kita dapat selalu berpegang teguh dalam agama-Nya.