Ditulis oleh : Firly Annisa Luthfi
Pernahkah kita merasa sudah melakukan semua hal tapi nyatanya tidak memberikan pengaruh apa-apa? Atau justru semua pekerjaan kita jalani tanpa adanya tujuan yang jelas? Lantas, apakah sibuk itu bisa diartikan kita sudah produktif?
Nah sebelumnya, kita harus benar-benar mengetahui definisi sibuk dan produktif itu sendiri apa. Menurut KBBI, sibuk adalah penuh dengan kegiatan atau banyak hal yang dikerjakan sedangkan produktif adalah mampu menghasilkan.
Dari definisi tersebut maka seharusnya kita dapat menilai bahwa sesibuk apapun kita melakukan suatu perbuatan belum bisa dikatakan produktif karena jangan-jangan kita hanya melakukan saja tapi tidak menghasilkan apa-apa.
Islam mengajarkan agar kita menjadi seorang muslim yang produktif. Menjadi produktif bukan berarti sibuk dan stress dengan banyaknya aktivitas karena seharusnya produktif itu mampu membuat semua aktivitas menjadi lebih singkat dan tentunya menyenangkan.
Seseorang yang produktif pasti tahu kenapa melakukan aktivitasnya karena dia tahu apa yang dapat dihasilkan dari aktivitas yang dilakukannya. Namun, kita tidak bisa selalu menjadi orang yang produktif, seperti halnya mesin yang canggih sekalipun jika digunakan terus-menerus pasti akan rusak.
Begitu juga manusia, ada fase di mana kita butuh untuk istirahat sejenak dari berbagai aktivitas yang menimbulkan rasa lelah. Hal ini menjadi tantangan bagi seseorang yang ingin produktif karena harus mempertahankan rutinitas produktif yang konsisten.
Banyak dari kita yang ingin produktif tapi hal itu berlaku hanya satu sampai dua pekan saja dan pekan seterusnya justru bermalas-malasan. Nah, lantas mereka bertanya-tanya, bagaimana caranya agar bisa mempertahankan tingkat produktif kita dalam kehidupan?
Menjadi muslim yang produktif itu tidaklah mudah, tidak cukup hanya dilatih satu pekan bahkan empat pekan sekalipun karena melatih sifat produktif ini harus secara terus-menerus dan dilakukan dengan konsisten. Islam memandang bahwa produktivitas itu sebagai alat, bukan sebagai tujuan itu sendiri.
Seseorang akan memiliki motivasi yang kuat apabila dia menjalani kehidupannya dengan tujuan hidup yang jelas dan terarah. Menemukan tujuan dan makna dalam kehidupan memiliki dampak yang luar bisa dalam produktivitas kita.
Sayangnya, terkadang kita terjebak dengan tujuan-tujuan yang justru fana. Lantas, bagaimana jika ada tujuan yang “pas” dengan alasan keberadaan kita di muka bumi ini?
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Dalam ayat lain :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30)
Dari dua ayat tadi, Allah telah menyampaikan tujuan yang jelas tentang kehidupan ini, yaitu : untuk menjadi seorang hamba dan untuk menjadi seorang khalifah di muka bumi. Mari kita bahas lebih lanjut.
1. Menjadi Hamba Allah
Ketika kita menerima bahwa kita adalah hamba Allah, maka kita tidak akan terobsesi dengan berbagai persaingan yang ada di kehidupan, karena fokus utama kita adalah menyenangkan Allah sebagai Sang Pencipta kita, yaitu menjadi hamba Allah yang terbaik.
Lalu, bagaimana menjadi seorang hamba yang terbaik itu? Pertama, menjalankan kehidupan ini sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah, mengubah sudut pandang kita tentang kehidupan.
Kedua, dengan menyeimbangkan peran kita di dunia, yaitu sebagai anak, orang tua, mahasiswa, tetangga, karyawan, dll sehingga tidak hanya fokus terhadap satu peran saja.
Ketiga, dengan mencari ridha Allah SWT baik dalam perkara yang sepele atau perkara yang besar. Menerima bahwa kita adalah seorang hamba Allah akan membuat kita menjadi manusia yang sehat dan produktif karena kita tahu seberapa pentingnya kita menjalani kehidupan dengan produktif.
2. Menjadi Khalifah di Muka Bumi
Menjadi khalifah atau wakil Allah di bumi diberikan oleh manusia hanya untuk sementara saja. Menjadi seorang wakil, kita tidak hanya bertanggung jawab melindungi atau memelihara apa yang telah menjadi tanggung jawab kita, tetapi kita juga diminta untuk secara produktif membantu tumbuh dan berkembang.
Coba kita lihat betapa luasnya bumi Allah dengan segala macam perangkat yang ada di bumi? Banyak bukan? Untuk itulah menjadi seorang khalifah itu tidaklah mudah. Maka dari itu hanya orang-orang yang istimewa yang mampu mengemban tanggung jawab tadi. Apakah kamu salah satu manusia istimewa itu?
Dengan memahami kedua tujuan kita dalam kehidupan ini, maka dalam setiap harinya kita akan terus berusaha untuk menjadi muslim yang produktif. Muslim yang produktif itu bukan senantiasa sibuk melakukan segala aktivitas.
Tetapi, muslim yang produktif itu yang bisa mengerjakan segala aktivitas yang bermanfaat untuk orang lain sehingga aktivitasnya tidak membuatnya lelah tapi justru memberikan semangat untuk terus berkontribusi pada umat. Hmm, jadi kamu itu muslim yang sibuk atau muslim yang produktif nih??