Kuat
*~Pesawat~*
Daksa-daksa mungil itu berlarian jelampah harsa,
Awak kabin senantiasa tersenyum hilang nestapa,
‘Kapan kita sampai?’ tanya seorang lugu sembari hentak bumi di badan kapal udara,
‘Tunggu sebentar ya, sebentar lagi pasti sampai.’ timpal seorang Pramugari dengan senyum yang merasuk atma.
*~Bandara~*
Seorang tua tergopoh penuh jelampah air mata dan tak lepas rapal doa,
‘Jangan lupa berzikir.’ suara bak pawana terayun megah di telinganya padahal ia sedang sorang diri di sana,
Nestapa terasa menguar setelah lantunan zikir ia amalkan bak menjadi hero tanpa ragu ia sampaikan tegar kata ‘Bapak dan Ibu, kami meminta maaf, upaya kami membuahkan hasil, namun semua berita yang santer benar adanya.’
Situasinya jelampah air mata namun tak ada satu pun sumpah serapah terlontar yang ia dengar hanya lantunan zikir penuhi ruang tunggu seolah menguatkan dengan kata
‘Musibah itu besar apabila diratapi dan teruari selesai apabila diserahkan pad Zat Yang Maha Kuasa.’
Surakarta, 9 April 2021
Bunuh Diri
*~Bagian 1~*
Seorang muda berdiri di tengah ragu,
Tak satu pun mendekat padahal ia hanya seorang lugu,
Riuh tangis digaungkan sang Ibunda,
Sang muda merasa hidupnya teramat pahit dan hari ini
Ia putuskan untuk sudahi saja semua.
*~Bagian 2~*
Sejenak ia rasakan atma menguar berpisah dengan raga,
‘Lihat, liang itu adalah tempat sesudah kejadian ini. Tak ada harap kembali,
Yang Maha Adil selalu membebaskan pilihan sesudah Dunia akankah di Surga atau Neraka.’
Benar, ia ditampakkan tempat-tempat setelah semua keputusan ia buat,
Tubuhnya membeku dengan jelampah air mata serta rapal ampun pada sang Pencipta temani ia turun dari gedung pencakar langit.
Surakarta, 9 April 2021