![](https://mii.fmipa.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/1480/2021/06/pena-yang-menuntun-langkahku-ke-surga-1-764x510.jpg)
Ditulis oleh : Nadya Lela A
Apakah ada kebaikan dan hikmah yang bisa dipetik dari tulisan yang tergores di atas sebuah kertas?. Jawabannya ada. Selalu ada kebaikan dan hikmah yang bisa dipetik dari semua catatan kehidupan, termasuk tulisan. Kebaikan tidak selalu berwujud perbuatan fisik yang dapat diutarakan kepada saudara dan kerabat yang diharapkan dapat menimbulkan kebahagiaan seperti senyum, sapa, dan salam.
Sejatinya kebaikan itu luas, tidak terikat oleh jumlah nominal yang dapat disedekahkan, seberapa berat bantuan fisik dan emosional yang dicurahkan, dan tidak pula terikat oleh banyak waktu yang diluangkan. Allah sebagai Dzat Maha Agung membebaskan para hamba-Nya untuk berbuat kebaikan sesuai kemampuan.
Pada masa pandemi, yang mana pertemuan fisik sebaiknya dihindari, kebaikan dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk lain yang juga dapat memberikan manfaat kepada orang lain lewat tulisan sehingga pembaca dapat mengambil hikmah baik berupa ilmu, nasihat, tuntunan, atau pengingat.
Perlu diingat bahwa manusia hanya memiliki satu kesempatan untuk menabung kebaikan di dunia yang fana untuk mempersiapkan bekal di akhirat yang kekal. Dari kebaikan-kebaikan yang telah kita tabung, kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang akan mengantarkan kita untuk meraih ridho dan surga-Nya.
Goresan tinta yang berwujud tulisan dan berisi kebaikan untuk selalu bertawakkal kepada Allah dan dibagikan melalui media yang dapat diakses banyak orang seperti media sosial, akan dapat memperbanyak pahala penulis berkali-kali lipat.
Terlebih lagi apabila para pembaca tulisan mengamalkan ilmu dan hikmah yang terkandung dalam tulisan tersebut. MasyaAllah, sungguh dapat dibayangkan betapa indah dan mudahnya berbuat kebaikan terutama di masa pandemi ini.
Tulisan juga dapat digunakan sebagai media dakwah. Dari segi cara menyampaikan, dakwah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Dakwah bil lisan (menyampaikan dakwah melalui lisan).
- Dakwah bil hal (menyampaikan dakwah dengan mencontohkan perbuatan nyata).
- Dakwah bil kitabah (dakwah melalui tulisan).
Kita tahu bahwa hadits dihimpun dan dibukukan oleh para perawi hadits seperti Imam Bukhori yang telah menghabiskan waktunya selama 16 tahun dalam menyeleksi dan menghimpun hadits shahih Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam At Tirmidzi, Ibnu Majah. 1
Alhamdulillah, perjuangan para perawi hadits tersebut dapat kita rasakan hikmah dan manfaatnya sampai saat ini hingga kita dan anak cucu kita kelak dapat dengan mudah mempelajari ilmu hadits. Memang sebaik-baik warisan bukanlah dinar atau dirham, melainkan ilmu yang bermanfaat.
Iman manusia memang diibaratkan gelombang di lautan, terkadang pasang, terkadang pula surut. Ada kalanya iman kita kokoh bagai benteng, ada kalanya lemah bagai debu yang bertebaran di udara. Semangat menulis kebaikan juga terkadang naik dan turun. Namun, kita tahu bahwa amal yang disukai Allah adalah amal yang walau sedikit, tetapi istiqomah.
Kita tidak pernah tahu, tulisan kita yang mana yang dapat membawa manfaat bagi orang lain, tulisan kita yang mana yang dapat mengubah hidup dan pemikiran orang lain, dan kita juga tidak pernah tahu, tulisan kita yang mana yang dapat menuntun langkah-langkah kita kepada ridho dan surga-Nya.
Barangkali dari tulisan kita yang sederhana, kalimat-kalimat yang tertulis secara ikhlas dan penuh perjuangan dapat sampai manfaat dan hikmahnya kepada saudara-saudara kita yang sedang dilanda kecemasan, di tengah pergolakan batin dan putus asa, dan kepada saudara yang diliputi ketakutan untuk menghadapi beban badai kehidupan.
Yang perlu diingat, walaupun yang kita tulis adalah rangkaian sederhana, tetapi dapat memberikan manfaat dan hikmah yang luar biasa kepada pembaca sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Zalzalah, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”.
Hal penting yang wajib diingat dalam berdakwah adalah menyampaikan ilmu walaupun satu ayat sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari no. 3461).
Karena dari goresan pena yang berujung menjadi sebuah karya tulisan sederhana, bisa saja dapat menjadi penyelamat kita di akhirat kelak dan menuntun langkah-langkah kita kepada ridho dan surga-Nya.
Sumber :
Dinamika, 2020, Kebaikan Sebesar Biji Zarah, https://www.lpmdinamika.co/serba-serbi/edo/kebaikan-sebesar-biji-zarah/# (Diakses 31 Maret 2021)
Muhibbuddin, 2015, Dakwah for All. https://badilag.mahkamahagung.go.id/hikmah/publikasi/hikmah-badilag/dakwah-for-all-oleh-h-muhammad-muhibbuddin-3-3 (Diakses 31 Maret 2021)
[1]Mutiara Hikmah, 2017, Ajarkanlah Ilmu yang Dimiliki Walau Satu Ayat, https://kumparan.com/islamic-quotes/ajarkanlah-ilmu-yang-dimiliki-walau-satu-ayat# (Diakses 31 Maret 2021)
Ruslan, H, 2012, Inilah Para Ulama Penulis Kitab Hadis, https://www.republika.co.id/berita/m364uj/inilah-para-ulama-penulis-kitab-hadis (Diakses 31 Maret 2021)