Hasil Pencarian Untuk:

Aku Ingin Bahagia

Ditulis oleh : Firly Annisa Luthfi

Banyak orang yang selalu mengidam-idamkan sebuah kebahagiaan, padahal Bahagia itu sangat mudah. Yang pertama dalam “Aku Ingin Bahagia” ialah hilangkan “Aku” yaitu sifat egois.

Sehingga tersisa hanya “Ingin Bahagia”. Kemudian yang kedua adalah menghilangkan “Ingin” yaitu nafsu, sehingga engkau akan mendapat “Bahagia” karena telah menghilangkan sifat egois dan nafsumu.

Bahagia menurut KBBI merupakan keadaan atau perasaaan senang dan tentram (terbebas dari segala yang menyusahkan). Banyak saat ini yang merasa bahwa kebahagiaan diukur oleh materi, sehingga tak sedikit yang berlomba-lomba mengejar materi demi mendapatkan kebahagiaan. read more

Way of Life

Ditulis oleh : Firly Annisa Luthfi

Manusia dilahirkan dalam latar belakang keluarga, lingkungan, masyarakat sosial dan ditempa oleh masalah yang berbeda-beda. Sehingga terbentuk pandangan dan tingkah laku yang berbeda-beda pula.

Dalam informasi yang selalu didapatkan dalam kehidupan kesehariannya akan menimbulkan atau memunculkan nilai kebenaran yang beraneka ragam.

Pada dasarnya kebenaran yang mereka yakini terbentuk dari didikan dan kebiasaan yang sering dia dengar, lihat dan pelajari dari sejak ia kecil. Tapi permasalahannya apakah kebenaran yang mereka yakini itu telah benar? read more

Sibuk vs Produktif

Ditulis oleh : Firly Annisa Luthfi

Pernahkah kita merasa sudah melakukan semua hal tapi nyatanya tidak memberikan pengaruh apa-apa? Atau justru semua pekerjaan kita jalani tanpa adanya tujuan yang jelas? Lantas, apakah sibuk itu bisa diartikan kita sudah produktif?

Nah sebelumnya, kita harus benar-benar mengetahui definisi sibuk dan produktif itu sendiri apa. Menurut KBBI, sibuk adalah penuh dengan kegiatan atau banyak hal yang dikerjakan sedangkan produktif adalah mampu menghasilkan.

Dari definisi tersebut maka seharusnya kita dapat menilai bahwa sesibuk apapun kita melakukan suatu perbuatan belum bisa dikatakan produktif karena jangan-jangan kita hanya melakukan saja tapi tidak menghasilkan apa-apa. read more

Gemakan Dakwah Melalui Media Sosial

Ditulis oleh : Ermawati Sapni

Perkenalkan namaku Qiara, aku merupakan siswi kelas 12 di salah satu madrasah Aliyah negeri di kota Bogor. Akhir-akhir ini aku melihat sebagian temanku sangat gemar bermain sosial media, tak terkecuali dengan sahabat karibku Tasya.

Pada suatu pagi, Tasya menyarankanku agar bermain beberapa aplikasi yang ada di media sosial, menurutnya bermain media sosial sangat seru. Selain itu, dengan media sosial dapat terhubung dengan orang-orang di berbagai negara.

Pada saat itu tentu saja aku menolaknya, karena menurutku bermain media sosial hanya membuang-buang waktu dan tentunya mengganggu fokus dalam belajar. Hari demi hari Tasya terus menggemakan serunya media sosial kepadaku, jujur saja aku merasa jenuh dengan semua ocehan tasya yang sangat memuja-muja media sosial itu. read more

Para Anak Istimewa

Ditulis oleh : Adysa Nandyta Maurentina

Eithar buru-buru keluar dari mushola sekolahnya setelah pelajaran PAI, sedangkan yang lain sedang sibuk bergantian mengambil wudhu, yang sudah selesai, menyiapkan saf-nya untuk sholat Asar.

Ia tak peduli dengan yang lain, ia ingin cepat-cepat pulang, sampai salah satu teman sekelasnya memanggil dirinya.

“Eithar, kenapa tidak ikut sholat Asar? Meskipun tak ada guru, tetap harus ikut, lho.”

“Aku sibuk, maaf ya.”

Dan lagi-lagi, temannya yang bernama Farhan itu menggeleng heran ketika Eithar sudah pergi. Eithar tak pernah kelihatan ikut sholat wajib dengan mereka, saat pelajaran Pendidikan Agama Islam atau PAI pun, ia ogah-ogahan mempelajarinya. read more

Sebentar Lagi

Ditulis oleh : Ibnata Ibn Abdillah

Hari ini beda dengan rutinitasku biasanya. Kini aku sedang berada di depan cermin, mengencangkan dasi, merapikan jas, menyisir rambut, menyemprotkan parfum, serta tak lupa memasang jam tangan di pergelangan tangan kiriku. Setelah sarapan dan benar-benar merasa siap, aku pamit dengan orang rumah, hendak berangkat.

“Hati-hati, uda,” aku tersenyum tipis mendengar ucapan sang penyempurna separuh agamaku.

Sebenarnya, hari ini tidak jauh beda dengan hari-hariku sebelumnya. Hari lalu pun aku juga sibuk, rapat, diundang menjadi pembicara di depan orang banyak, hari ini pun, sama demikiannya. read more

Good Attitude Yes Akhlakless No

Ditulis oleh : Pasukan Syi’ar KMFM UGM 1442 H

Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang menjujung tinggi etika dan sopan santun seperti tersenyum, bersalaman, saling bersapa dan masih banyak lagi. Tetapi pada zaman sekarang ini banyak sekali kasus yang menunjukkan meredupnya etika dan sopan santun tersebut.

Dilansir dari harianbhirawa.co.id salah satu contoh hilangnya nilai etika dalam masyarakat yang tercermin didalam pancasila adalah ketidak pedulian etika sosial dan keagamaan. Contohnya di zaman sekarang banyak pemuda, siswa, dan mahasiswa yang kurang beretika dalam bermasyarakat dan bersosialisasi. read more

Menebar Kebaikan Melalui Sosial Media

Ditulis oleh : Shofiatuzzahra

Bagi sebagian orang media sosial seakan akan menjadi candu, setiap jam, menit maupun detik orang orang bahkan tak mudah lepas dengan gadgetnya. Pencapaian informasi dengan media sosial memang sangatlah cepat, banyak orang orang yang membagikan pengalaman-pengalamannya yang menginspirasi banyak orang.

Namun ada pula beberapa orang yang tidak setuju dengan apa yang dibagikan orang lain. Oleh karenanya tidak jarang kita temui beberapa komentar negatif pada setiap postingan seseorang. read more

Pena yang Menuntun Langkahku ke Surga

Ditulis oleh : Nadya Lela A

Apakah ada kebaikan dan hikmah yang bisa dipetik dari tulisan yang tergores di atas sebuah kertas?. Jawabannya ada. Selalu ada kebaikan dan hikmah yang bisa dipetik dari semua catatan kehidupan, termasuk tulisan. Kebaikan tidak selalu berwujud perbuatan fisik yang dapat diutarakan kepada saudara dan kerabat yang diharapkan dapat menimbulkan kebahagiaan seperti senyum, sapa, dan salam.

Sejatinya kebaikan itu luas, tidak terikat oleh jumlah nominal yang dapat disedekahkan, seberapa berat bantuan fisik dan emosional yang dicurahkan, dan tidak pula terikat oleh banyak waktu yang diluangkan. Allah sebagai Dzat Maha Agung membebaskan para hamba-Nya untuk berbuat kebaikan sesuai kemampuan. read more

Menggoreskan Tinta, Membentangkan Cakrawala Arasy

Ditulis oleh : Habibah Auni

Berada di dalam ruang kelas dengan menduduki kursi kayu di masing-masing depan meja belajar. Adalah rutinitas pagi yang biasa dijalani oleh kami sebagai sekumpulan siswa sekolah rendah.

Rendah dalam arti filosofis menundukkan kepala, bukan mendongakkan sebagaimana perilaku orang yang mengetahui segalanya. Sebab dengan merendahkan pandangan mata ‘kan manusia bisa menelaah dan mendalami banyak hakikat kehidupan.

Itulah yang dikatakan oleh Guru kami, seseorang yang bijaksana dalam menjaring pengetahuan kemudian membagikannya dengan rasa bahagia. read more