oleh: Sheila Gita
Liburan semester, siapa sih yang tidak menantikan momen ini? Setelah berbulan-bulan berkutat dengan tugas, praktikum, ujian, dan aktivitas kampus, akhirnya tiba juga saatnya untuk rehat. Tapi,tahukah kamu, liburan semester itu bisa dinikmati dengan berbagai cara, lho. Beberapa orang memilih untuk healing, fokus merawat kesehatan mentalnya, sementara yang lain lebih memilih untuk tetap produktif. Keduanya sama-sama valid dan memiliki manfaat masing-masing, terutama jika dilihat dari perspektif Islam.
Bagi beberapa orang, liburan semester adalah waktu yang tepat untuk healing. Setelah melewati satu semester penuh tekanan akademik yang tak ada habisnya, penting bagi kita untuk menyegarkan pikiran dan lebih aware terhadap diri sendiri. Dalam Islam, merawat kesehatan mental tidak kalah penting dengan merawat fisik. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk mencari ketenangan dan kenyamanan hati.
Healing ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan membaca Al-Quran, berdzikir, dan memperbanyak shalat sunnah, kita bisa merasakan ketenangan batin. Selain itu, bisa juga dengan travelling ke tempat-tempat yang indah dan menenangkan, seperti pegunungan atau pantai. Siapa bilang traveling nggak bisa jadi bagian dari ibadah?
Bayangkan kamu berada di sebuah pegunungan yang hijau, udara segar menerpa wajahmu, dan suara gemericik air sungai yang jernih menemani waktu dzikirmu. Rasanya seperti menemukan kedamaian yang sesungguhnya.
Atau, bayangkan kamu menghabiskan waktu di rumah, duduk tenang dengan secangkir teh hangat, membaca Al-Quran, dan meresapi setiap ayat yang menenangkan hati.
Selain itu kita juga bisa merefleksikan diri dengan istirahat yang cukup, tapi bukan hibernasi lho yaa.. Tidur yang cukup dan menghindari aktivitas yang membuat stress juga penting untuk menjaga kesehatan mental.
Di sisi lain, ada juga yang memandang liburan sebagai waktu yang tepat untuk tetap produktif. Bagi beberapa orang, liburan adalah kesempatan untuk mengejar hal-hal yang selama ini tertunda. Misalnya, mengikuti kursus, membaca buku, atau mengembangkan keterampilan barunya. Islam sangat mendorong kita untuk terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan. Seperti yang diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwasanya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Selain itu, liburan bisa jadi momen untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sosial ataupun volunteer, membantu sesama, dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Bukankah Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat, karena “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni). Melibatkan diri dalam kegiatan positif seperti ini bisa memberikan rasa puas dan kebahagiaan tersendiri untuk diri kita.
Yang menarik, Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam memanfaatkan waktu liburan. Tak ada yang salah dengan memilih healing atau produktif, asalkan dilakukan dengan niat yang baik dan tidak berlebihan. Ingat, “Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.” Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bijak dalam memanfaatkan waktu liburan, mengkombinasikan antara istirahat dan aktivitas produktif agar kita bisa kembali menghadapi tantangan semester berikutnya dengan semangat baru dan hati yang tenang.
Apapun pilihanmu di liburan kali ini, baik healing maupun tetap produktif, pastikan melakukannya dengan niat yang ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah SWT . Dengan begitu, liburan semester ini tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga bisa membawa berkah untuk orang lain. Selamat menikmati liburan semester, semoga liburannya bermanfaat dan penuh berkah! Barakallahu fiikum.